Kembalikan Semen Padang untuk Kemajuan Ekonomi Daerah

 


Oleh : Insannul Kamil




Semen Padang, satu-satunya industri besar kebanggaan rakyat Sumatera, pernah menempati posisi penting dalam mendukung perekonomian Sumatera Barat.


Pada masa jayanya, khususnya tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat mencapai 6,35%.


Saat itu, Semen Padang berperan sebagai tuan rumah di wilayahnya sendiri.


Selain itu, perusahaan ini menjadi motor penggerak utama perekonomian daerah.


Pemerintah Indonesia menasionalisasi pabrik semen ini pada tahun 1959, menjadikannya pabrik semen pertama di Indonesia.


Sejarah panjangnya dimulai sejak pendirian pada 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij.

Namun, kini Semen Padang kehilangan dominasinya sebagai anak perusahaan Semen Indonesia Group dengan status operating holding.


Saat ini, status operating holding mengikat Semen Padang bersama anak perusahaan lain seperti Semen Tonasa, Semen Baturaja, Semen Gresik, dan SBI (Solusi Bangun Indonesia).

Holding terlibat langsung dalam operasi bisnis anak perusahaan.


Akibatnya, Semen Padang kehilangan kewenangan dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.


Selama lebih dari seratus tahun, masyarakat Sumatera Barat mengandalkan Semen Padang untuk membangun berbagai infrastruktur.


Namun, kini harga produknya lebih mahal dibandingkan semen lain di pasaran lokal.


Ironisnya, bahan baku Semen Padang berasal dari sumber terdekat, tetapi harganya kalah bersaing dengan produk dari luar yang memanfaatkan bahan baku lebih jauh.


Kondisi ini membuat Semen Padang tak lagi menjadi pilihan utama masyarakat.


Lebih jauh lagi, model operating holding yang diterapkan Semen Indonesia Group (SIG) gagal mempertahankan kebanggaan rakyat Sumatera Barat.


Padahal, Semen Padang seharusnya tidak hanya berorientasi pada kepentingan holding, tetapi juga menjaga identitasnya sebagai simbol kemajuan industri Indonesia.


Sayangnya, kebijakan ini justru membatasi ruang kreativitas dan inovasi Semen Padang.

Fleksibilitas perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang semakin terhambat.


Bahkan, dampaknya terhadap ekonomi Sumatera mulai menurun drastis.


Fakta lain memperkuat kegagalan model ini.

Kinerja keuangan Semen Indonesia Group menunjukkan penurunan laba signifikan sebesar 44% hingga September 2024.


Laba turun dari Rp 3,36 triliun pada 2023 menjadi Rp 1,88 triliun pada 2024.


Penjualan semen grup ini juga menurun 4%, dari 29,203 juta ton pada 2023 menjadi 28,001 juta ton pada 2024.


Sementara itu, beban operasional dan biaya transportasi naik dari Rp 4,07 triliun menjadi Rp 4,13 triliun (naik 1%).


Akibatnya, laba di luar usaha anjlok 42%, dari Rp 208 miliar pada 2023 menjadi Rp 121 miliar pada 2024.


Kondisi ini menunjukkan urgensi perubahan strategi.

Untuk mengatasi masalah ini, muncul gagasan mengganti operating holding dengan strategic holding.


Dalam model strategic holding, Semen Indonesia Group berperan sebagai pemegang saham yang memberikan arahan dan pengawasan.


Sementara itu, Semen Padang dan anak perusahaan lain mendapatkan otonomi untuk mengelola operasional secara mandiri.


Pendekatan ini memungkinkan konsolidasi strategi yang lebih efisien.


Selain itu, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya dengan optimal.


Posisi pasar dan daya saing Semen Padang juga berpotensi meningkat.


Manfaat lain dari strategic holding termasuk peningkatan kinerja keuangan dan efisiensi operasional.


Otonomi yang lebih besar mendorong anak perusahaan seperti Semen Padang untuk berinovasi.


Pengelolaan sumber daya manusia pun menjadi lebih terfokus dan terspesialisasi.


Dengan demikian, Semen Padang bisa kembali berkontribusi pada ekonomi Sumatera secara signifikan.

Namun, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah menciptakan keseimbangan antara otonomi Semen Padang dan pengawasan dari holding.


Untuk itu, SIG perlu membangun mekanisme komunikasi dan koordinasi yang efektif.


Langkah ini memastikan visi dan misi perusahaan tetap selaras.


Di sisi lain, Semen Padang mendapatkan ruang untuk mengambil keputusan secara independen.


Dengan strategi yang tepat, Semen Padang bisa kembali menjadi tulang punggung kemajuan ekonomi daerah.

Posting Komentar

0 Komentar

Selamat datang di Website www.lenterasumbar.com, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred : Liza Marlina