JAKARTA – Keluarga Besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali membuktikan perannya sebagai pilar utama solidaritas nasional dalam menghadapi krisis. Melalui koordinasi strategis di bawah Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN), sinergi besar-besaran dilakukan untuk mempercepat pemulihan pascabencana di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Langkah taktis ini dijalankan oleh BP BUMN melalui fungsi pengaturan dan pengawasan agar seluruh entitas BUMN bergerak serempak dan terkoordinasi. Bersama Danantara Indonesia, BP BUMN mengonsolidasikan laporan dari seluruh perusahaan pelat merah guna memastikan penyaluran bantuan berjalan transparan, terukur, dan akuntabel.
Kepala BP BUMN, Dony Oskaria, menegaskan bahwa hadir di tengah masyarakat saat bencana adalah kewajiban moral yang mutlak. Menurutnya, karena BUMN adalah milik rakyat, maka seluruh sumber daya harus dikerahkan sepenuhnya untuk membantu warga yang sedang mengalami kesulitan di lokasi bencana.
Berdasarkan data hingga 12 Desember 2025, total bantuan yang telah disalurkan sangat masif, mencakup Rp22,7 miliar untuk wilayah Aceh. Sementara itu, wilayah Sumatera Utara menerima dukungan sebesar Rp26,3 miliar, dan Sumatera Barat mendapatkan alokasi bantuan senilai Rp15,9 miliar.
"Distribusi bantuan ini melibatkan lebih dari 30 perusahaan BUMN yang bergerak sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing. Sinergi ini mencakup pengiriman logistik darurat, makanan siap konsumsi, hingga penyediaan obat-obatan dan tenaga kesehatan untuk menjamin keselamatan warga di pengungsian," jelasnya.
Selain kebutuhan pokok, BUMN juga memfokuskan bantuan pada perlengkapan sanitasi, pakaian, selimut, serta kebutuhan khusus bayi yang seringkali mendesak. Dukungan infrastruktur pun tidak luput dari perhatian, mulai dari penyediaan akses air bersih hingga perbaikan fasilitas publik yang rusak akibat terjangan bencana.
Kekuatan bantuan kali ini semakin kokoh dengan adanya gerakan solidaritas publik melalui konser amal bertajuk "100 Musisi Heal Sumatera". Kolaborasi antara Keluarga Besar BUMN dengan para musisi nasional ini berhasil menggalang tambahan dana solidaritas publik mencapai Rp13 miliar.
Donasi dari hasil konser amal tersebut berfungsi melengkapi bantuan korporasi yang telah disalurkan sebelumnya. Penambahan dana ini dialokasikan khusus untuk mempercepat distribusi logistik hingga mendukung program pemulihan infrastruktur dasar jangka menengah di wilayah terdampak.
BP BUMN memegang peran krusial dalam memantau setiap rupiah dan bantuan fisik agar benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan. Pengawasan dilakukan secara ketat dengan menggandeng pemerintah daerah serta instansi lapangan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pembagian bantuan.
Komitmen "Negara Hadir" diwujudkan melalui layanan yang responsif dan cepat tanggap terhadap dinamika di lapangan. BUMN memastikan bahwa rantai pasok logistik tidak terputus, sehingga pemulihan ekonomi lokal dapat segera dimulai seiring dengan perbaikan fasilitas umum.
Keberhasilan kolaborasi ini menunjukkan bahwa BUMN bukan sekadar entitas bisnis, melainkan instrumen negara yang memiliki kepedulian sosial tinggi. Dengan semangat gotong royong, proses pemulihan di Aceh, Sumut, dan Sumbar diharapkan dapat berjalan lebih cepat dan lebih baik.
Aksi nyata ini menjadi pesan kuat bahwa dalam setiap kesulitan, rakyat tidak berjuang sendirian. BP BUMN berkomitmen untuk terus mengawal peran BUMN sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan nasional dan melindungi segenap bangsa Indonesia. (*)

0 Komentar