LENTERASUMBAR - Kasus penyalahgunaan narkotika di sejumlah wilayah Maluku, seperti Kailolo, Hitu, Saparua, serta Seram Barat, dinilai meresahkan dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pemerintah daerah.
Sebab itu, rombongan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) beraudiensi dengan Kepala BNN RI Marthinus Hukom, di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, pada Jumat (7/6).
Dalam pertemuan, DPRD Maluku menyebutkan bahwa keamanan dan ketertiban di wilayah Maluku Tengah sangat rawan, terutama tren penggunaan sabu di kalangan anak muda dan orang tua. Bahkan di kota Masohi seorang anggota dewan tertangkap akibat kasus narkotika. Peristiwa ini kemudian viral dan menyoroti ketiadaan BNN Kabupaten di Maluku Tengah, yang seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah.
Mendengar permasalahan tersebut, Kepala BNN RI menyampaikan bahwa pencegahan narkotika sudah berada pada titik nol. Kebijakan dan langkah strategis perlu diambil berdasarkan pertimbangan dan kajian yang matang.
Pihak DPRD diharapkan dapat segera mendorong pembentukan BNN Kabupaten di Maluku Tengah, mengingat urgensi dan juga perlu adanya kesiapan fasilitas seperti gedung serta lahan yang bisa dimanfaatkan sebagai kantor BNN Kabupaten Maluku Tengah.
Marthinus Hukom juga menekankan pentingnya penguatan peran kepala desa dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Penyuluhan menjadi langkah penting dalam memberantas kejahatan narkotika dari 'akar rumput'.
Disamping itu Kepala BNN RI berharap, sebelum dibentuknya BNN Kabupaten Maluku Tengah agar dilakukan deteksi dini melalui tes urine kepada jajaran pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa tubuh organisasi dan instansi pemerintah bersih dari penyalahgunaan narkotika. (**)
0 Komentar